Kamis, 25 Juni 2009
Gm D# Bb F
Pernah ku coba untuk mengerti
Gm D# Bb F
Tapi tak pernah ada tanda di hati
Cm D
Sampai kau pamit hari itu
Reff 1:
Bb F Gm D# Bb
Dan bila kini kau telah pergi, ada yang hilang dari diriku
F G# D#
Dan bila harus kau tetap disana…tolong ingat aku
Intro: Gm.D#.Gm.D#.F 2X
Gm D# Bb F
Pernah ku minta untuk bertemu
Gm D# Bb F
Dan ingin Tanya masihkah ada waktu
Cm D
Biar ku coba sekali lagi
Reff 2:
Bb F Gm D# Bb
Dan bila mungkin kau kembali ada harapan menanti kita
F G#
Tapi bila kau harus tetap disana
Gm F
* Mungkin kau perlu tahu
D# Dm Cm D
Beratnya beban kehilangan dirimu…terluka dan kecewa
[Interlude] Gm.D#.Gm.D#.F
Reff:
Bb F Gm D# Bb
Dan bila kini kau telah pergi, ada yang hilang dari diriku
F G# D#
Dan bila harus kau tetap di sana…..Ku ingin kembali
Bb F Gm D# Bb
Dan bila mungkin, kau kembali ada harapan menanti kita
F G# D#
Tapi bila harus kau tetap disana….ku ingin kembali
Intro: Gm.D#.Gm.D#.F 2X
Gm D# Bb F
Pernah kucoba untuk mengerti
Berawal dari acara pameran di kampusku yang di adakan oleh HMPS (himpunan mahasiswa program study) PGMI di mana aku kuliah, tepat di sebuah aula yang mana cukup luas. Siang itu sekitar pukul 12.05 WIB, udara serasa panas, suasana gerah, tubuh aku npun penuh keringat. Aku pun bermaksud untuk keluar dari ruangan untuk mencari udara segar. Ketika aku keluar, terlihat seorang cewek berparas cantrix, manis, serta kulit putih yang melekat di dirinya, duduk di kursi teras yang kebetulan di sediakan oleh panitia. Aku pun tak merawsa asing, karena dia adalah teman se fakultasku dan se angkatan aku yang hanya beda kelas saja.
Alangkah senangnya aku ternyata dia juga sedang menunggu teman-temannya, dan dalam benak aku berkata “ kesempatan untuk ngobrol dengannya adalah yang paling aku nantikan, jadi aku tak boleh melewatkannya”.
Aku pun mulai mengobrol dengannya, ia pun juga mulai konsentrasi untuk mendengarkan pertanyaan dan banyolan aku. Mulai dari bercerita tentang pribadi sampai cerita lucu pun ia mau. Aku tidak sabar untuk segera minta foto langsung dari si dia. Karena aku mengoleksi foto dia hanya dari Friendster nya saja. Sebelum itu aku mengajak ia untuk membuka Friendster nya dan menunjukkan foto-foto yang aku ambil. Setelah lama aku dan dia melihat-lihat Friendster nya dia pun mulai menikmatinya.Senyum yang menunjukkan ketulusan dan kebahagiaan pun mulai ia tunjukkan kepadaku. Hati ku pun mulai berbunga-bunga, keberanianku pun muncul. Akhirnya aku putuskan untuk segera mengatakan apa yang aku inginkan. “bolehkah aku menta foto kamu?” dia menmjawab langsung dengan cepat “boleh kok”. Aku pun segera se switch-on kan kamera aku. “jepret” suara kameraku pun berbunyi berkali-kali. Hasil fotonya juga sesuai dengan yang aku inginkan, senyum yang manius, tulus dan membuat setiap orang terkesima.
Tak terasa sudah hampir satu setengah jam aku mengobrol dengannya. Ia pun mulai tak sabar menanti teman-temannya, akhirnya dia memutuskan untuk menelfonnya. Setelah mendengar penjelasan teman-temannya ia pun mulai menyusul ke kost teman-temannya. Ia pun pamit kepadaku ndan aku pun mempersilahkannya. Waktu menunjukkan pukul 13.40 WIB, menandakan saatnya aku pulang untuk istirahat. Aku pun mulai pulang dengan mengendarai sepeda Onta, mengingat jarak rumah ke kampus cukup jauh. Kurang lebih 2 km.
Jumat, 12 Juni 2009
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.
Modernitas memang memaksa orang bergerak cepat, atau tertinggal. Rutinitas yang senantiasa bergerak cepat berpengaruh terhadap keluarga, tempat berangkat dan kembali. Kemudian, bagaimana juga dengan komunikasi orang tua dan anak, tentu semakin berjarak. Kesempatan untuk saling memahami dan mendalami akan semakin sempit. Tak heran jika banyak orang tua yang kaget melihat perkembangan anaknya. Tiba-tiba anaknya ditangkap polisi karena narkoba, tiba-tiba jadi anak yang pendiam, pemarah, pemurung dan masih banyak hal yang tiba-tiba, menunggu para orangtua di rumah.
Jika orangtua memberikan respon yang salah terhadap sesuatu yang tiba-tiba itu, malahan bisa menjadi pemicu bertambah retaknya keluarga. Dari peristiwa itu, anak juga tidak dapat di salahkan, karena peristiwa tersebut tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga, yang mana merupakan awal terbentuknya pendidikan terhadap si anak yang sangat berpengaruh terhadap diri mereka itu sendiri di masa mendatang.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang bagaimana mencegah agar peristiwa itu tidak terjadi dalam kehidupan berkeluarga. Sebab pendidikan yang kurang tepat, akan membuat diri anak menjadi mudah terpengaruh terhadap lingkungan, baik dari pengaruh positif dan pengaruh negatif. Sebagai contoh, jika orang tua kurang memperhatikan anaknya didalam keluarga, dengan kata lain anak kurang mendapat perhatian atau kasih sayang, maka dampaknya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan orang tua yang tidak komunikatif tersebut kemungkinan besar akan mencari bentuk perhatian ke lingkungan lain, misalnya: di lingkungan sekolah atau lingkungan teman sebayanya. Sehingga pencarian perhatian itu akan di ungkapkan dengan perbuatan yang biasa disebut dengan kenakalan remaja.
B. Rumusan Masalah
Apa Fungsi komunikasi bagi orang tua dan anak?
Apakah masalah umum yang timbul bagi komunikasi antar orang tua dengan anak?
Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut timbul?
Bagaimana Solusi untuk menangani permasalahan tersebut?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Fungsi komunikasi bagi orang tua dan anak.
2. Untuk mengetahui masalah umum yang timbul bagi komunikasi antar orang tua dengan anak.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut timbul.
4. Mengetahui Solusi untuk menangani permasalahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Komunikasi Bagi Orang Tua Dan Anak
Komunikasi antara orang tua dan anak sangatlah penting bagi perkembangan jiwa dan pembentukan jati diri seorang anak. Menurut Henny, jika orangtua tidak merasa nyaman maka orangtua juga tidak akan bisa menumbuhkan rasa nyaman pada anak. Padahal rasa nyaman penting untuk melaksanakan komunikasi. Oleh sebab itu orangtua haruslah mampu berkomunikasi dengan baik terhadap anaknya, agar tidak terjadi kesalahpahaman serta dapat terjalin hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Bentuk komunikasi orang tua dan anak tidak hanya berwujud pembicaraan antara orang tua dan anak saja tetapi juga gerak-gerik fisik orang tua atau sikap dan perasaan orang tua terhadap anak. [1]
Dengan adanya bentuk komunikasi yang beragam, orang tua haruslah bijak dalam berbicara dan bertingkah laku, karena semua yang dilakukan oleh orang tua tanpa disadari akan di contoh oleh anaknya. Banyak anak akan disiplin dalam dalam semua kehidupannya karena mereka mencontoh perilaku orang tuanya, hal ini mereka dasari dari mencontoh dan melihat, tidak sekedar orang tua menyuruh dalam memberi suatu perintah kepada anaknya. Sikap saling menghargai antara orang tua dan anak akan memberi nilai lebih pada keluarga dan lingkungannya dan komunikasi yang efektif akan menjadi jembatan yang bernilai lebih antara orang tua dan anak-anaknya.
Dengan adanya komunikasi yang baik dan terarah, orang tua dapat mendidik anak-anaknya dengan lebih bijak dan memberikan kebebasan berkreatifitas kepada mereka agar mereka dapat berkembang cemerlang menjadi dirinya sendiri di masa depan.
B. Permasalahan Yang Terjadi
Hubungan yang terjadi di dalam keluarga biasanya dilakukan melalui suatu kontak sosial dan komunikasi. Kedua hal ini merupakan syarat terjadinya suatu interaksi sosial. Dengan kata lain, interaksi yang sesungguhnya dapat diperoleh melalui kontak sosial dan komunikasi. Menurut Suhendi “komunikasi berarti memiliki tafsiran terhadap perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah, atau sikap dan perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.”
Anak akan memiliki sikap yang berbeda terhadap orang tuanya. Sebagian anak ada yang mempersepsikan orang tuanya adalah segala-galanya. Tak heran mereka meniru semua perilaku orang tuanya. Namun, sebagian lagi ada yang mempersepsikan orang tuanya sangat kejam, sadis, dan tidak mau mengerti dengan kehendak anak. Dari dua sisi sikap yang berbeda tersebut (positif dan negatif) dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sikap yang dimiliki oleh para anak akibat dari proses interaksi yang terjadi di dalam keluarga.
Bagi anak yang mempersepsikan orang tuanya adalah segala-galanya, kita dapat menafsirkan bahwa orang tua si anak tersebut memang telah memperhatikan dengan baik mengenai pendidikan serta kasih sayang yang di berikan terhadap si anak, dengan demikian anak pun akan tetap merasa diperhatikan dan kebutuhan akan kasih sayang terhadapnya pun terpenuhi.
Namun bagaimanakah dengan anak yang mempersepsikan orang tuanya sangat kejam, sadis, dan tidak mau mengerti dengan kehendak anak? Hal ini jelas sangatlah berpengaruh terhadap diri mereka. Kurangnya perhatian terhadap anak akan menyebabkan anak menjadi mudah terpengaruh terhadap lingkungan, baik dari pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh liungkungan yang baik mungkin akan berdampak baik bagi diri mereka, Namun yang menjadi masalah adalah pengaruh negative dari lingkungan. Sebagai contoh, jika orang tua kurang memperhatikan anaknya didalam keluarga, dengan kata lain anak kurang mendapat perhatian atau kasih sayang, maka dampaknya anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak komunikatif tersebut kemungkinan besar akan mencari bentuk perhatian ke lingkungan lain, misalnya: di lingkungan sekolah atau lingkungan teman sebayanya. Sehingga pencarian perhatian itu akan di ungkapkan dengan perbuatan yang biasa disebut dengan kenakalan remaja. [2]
C. Faktor Yang Menjadi Penyebab Timbulnya Masalah
Dari masalah di atas yang menjadi sebab timbulnya faktor permasalahan itu adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya Perhatian dan Kasih Sayang Terhadap Anak.
Kurangnya perhatian orang tua kepada anak menyebabkan kurangnya kasih sayang yang di terima oleh. Anak seharusnya mendapat kasih sayang yang lebih terutama pada masa kecil mereka, yang mana penuh pengan pembentukan kepribadian. Seperti yang di jelaskan sebelumnya apabila anak kurang mendapat perhatian atau kasih sayang yang seharusnya di berikan opleh orang tua mereka, maka dampaknya anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak komunikatif tersebut kemungkinan besar akan mencari bentuk perhatian ke lingkungan lain, misalnya: di lingkungan sekolah atau lingkungan teman sebayanya. Sehingga pencarian perhatian itu akan di ungkapkan dengan perbuatan yang biasa disebut dengan kenakalan remaja. [3]
2. Pemaksaan Kehendak Oleh Orang Tua Kepada Anak.
Anak yang menganggap orang tuanya kejam, mungkin berpikiran bahwa orang tuanya merebut hak mereka. Mungkin Maksud sebenarnya dari orang tua itu baik, namun kurang tepat dalam plaksanaannya. Sebagai contoh Andi memiliki kebiasaan yang buruk yakni suka menghabiskan uang jajannya alias menghaburkan uang. Karena itu orang tua Andi mengurangi jatah uang jajan Andi karena ia berlaku boros. Dalam kasus ini mungkin orang tua Andi bertujuan baik, namun bagi Andi ini merupakan pemaksaan kehendak dan penghapusan hak Andi untuk mendapatkan uang saku yang seharusnya. Dari kasus ini maka dapat di simpulkan bahwa dalam memecahkan berbagai masalah harus berdasarkan pada pertimbangan win-win solution. Artinya orangtua di sini tidak boleh otoriter, tapi harus melihat jalan terbaik untuk kedua belah pihak. Anak dari orang tua yang otoriter umumnya hanya merasa takut.Di depan orangtua anak-anak akan mengikuti perintahnya karena khawatir di marahi, namun di belakang orangtuanya anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang pemberontak dan cenderung keras kepala atau sebaliknya, malah menjadi anak yang penakut dan menarik diri.[4]
3. Kurangnya Komunikasi antara Orang tua dengan anak.
Kemampuan berkomunikasi secara cerdas, menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Suatu tujuan baik bisa diterima menjadi tidak baik, apabila komunikasi berlangsung secara tidak baik, mengakibatkan, sesuatu yang mestinya bisa berhasil, bisa menuai kegagalan total hanya lantaran komunikasi berjalan tidak dengan efektif. Pendidikan orang tua kepada anak yang mestinya bertujuan baik menjadi gagal dan mungkin diterima anak tidak sesuai dengan yang di berikan orang tua. Sementara itu, para ahli berpandangan bahwa upaya mengembangkan kemampuan berkomunikasi, mesti dilakukan sejak dini. Artinya, sejak seseorang masih anak-anak. Dan pihak yang paling bertanggungjawab untuk tujuan ini, tiada lain adalah para orang tua anak-anak itu sendiri. Proses komunikasi efektif antara orangtua dengan anak, sangat membantu anak memahami dirinya sendiri, perasaannya, pikirannya, pendapatnya dan keinginan-keinginannya. Anak dapat mengidentifikasi perasaannya secara tepat sehingga membantunya untuk mengenali perasaan yang sama pada orang lain.
D. Solusi
Seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa Kemampuan berkomunikasi secara cerdas, menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Suatu tujuan baik bisa diterima menjadi tidak baik, apabila komunikasi berlangsung secara tidak cerdas, atau dengan kata lain berlangsung tidak baik, mengakibatkan, sesuatu yang mestinya bisa berhasil, bisa menuai kegagalan total hanya lantaran komunikasi berjalan tidak dengan efektif. Oleh karena itu untuk mencegah agar masalah itu tidak terjadi, maka berikut tiga kiat yang bisa ditempuh para orangtua untuk membangun komunikasi secara efektif dengan putra-putrinya.
1. Menggunakan Bahasa Penerimaan Dalam Berkomunikasi
Dalam membina hubungan komunikasi dengan anak, orangtua mesti lebih mengutamakan konteks penerimaan daripada tuntutan. Maksudnya adalah, Komunikasi yang tidak sejajar hanya akan hanya akan membuat anak tertutup, takut dan berkomunikasi tidak akan menjadi proses belajar yang efektif. Dengan kata lain apapun yang dikemukakan anak, harus di terima sebagai suatu informasi yang berguna, layaknya benda mungil senilai berlian. Hindari untuk tergesa merespon dengan penolakan, atau apalagi dengan ancaman untuk memberi hukuman. [5]
Sebagai misal, bila anak mengeluh atas beratnya pelajaran di sekolah, tidak semestinya orangtua langsung memotong dengan komentar. Segala bentuk komentar justru akan memutus keberlangsungan komunikasi. Anak bahkan jadi patah semangat, dan pupuslah hasrat untuk mengutarakan lebih lanjut berbagai masalah yang mereka alami atau mungkin bakal mereka hadapi.
Oleh karena itu kita harus dapat dan mampu menerima dengan tangan terbuka segala beban perasaan yang ditumpahkan anak lewat kejujuran emosionalnya, meski dalam bentuk suatu keluhan. Kejujuran untuk mengutarakan perasaan itulah yang mahal di era masa kini. Umumnya orangtua cenderung menggiring anak untuk bermental ’super-patuh’ yang sepenuhnya pantang mengeluh atas segala persoalan yang dialami atau dirasakannya.
2. Lakukan Proses Mendengar Aktif
Dalam melakukan komunikasi dengan anak, upayakan untuk selalu memperoleh informasi sebanyak mungkin tentang permasalahan anak. Langkah terbaik, tentu saja dengan cara mendengar. Yakni mendengar segala macam persoalan yang dialami anak dalam kehidupannya sehari-hari. Apakah itu persoalan pelajaran di sekolah, persoalan dengan teman-temannya, atau bahkan juga persoalan yang mungkin tersembunyi yang terjadi justru di dalam rumah.[6]
Dengan kata lain, berbagai bentuk komunikasi lewat cara menggurui, menasehati, atau memberi instruksi atau perintah, dan lain sebagainya, sebaiknya hal ini kita hilangkan dan lebih kita gunakan cara mendengar secara aktif. Untuk ini, ada satu hal yang patut diingat. Guna menggali pemasalahan yang akan kita dengarkan dari anak, hendaknya kita hindarkan pertanyaan dengan kata Mengapa. Karena pertanyaan Mengapa berdampak memojokkan. Anak bisa seolah tersudut, dan justru mengalami kesulitan untuk menjawab apalagi mengungkapkan problem kejiwaannya secara leluasa.
3. Sering mengadakan dialog dan pembicaraan antara orang tua dan anak dengan rasa nyaman.
Dalam berkomunikasi dengan anak, hindarkan kecenderungan ‘orangtua harus menang’. Hanya karena kita orangtua, maka posisi kita seolah harus di atas. Orangtua seakan harus serba dituruti, dan anak harus patuh. Sehingga dalam komunikasi sehari-hari, yang ada hanyalah orangtua memberi nasihat, atau bahkan perintah. Bila terjadi beda pendapat, maka tak boleh tidak orangtua yang harus menang. Pantang hukumnya, bila orangtua jadi pecundang.
Komunikasi seperti itu tidak akan berlangsung lama. Anak akan kehilangan minat untuk melanjutkan dialog, dan berangsur putuslah jalinan komunikasi yang benar-benar efektif. Semestinya orangtua mengembangkan suasana dialog yang berlangsung antar-subyek. Artinya, posisi kita sebagai orangtua sejajar dengan anak, sama-sama sebagai subyek. Bukannya kita sebagai subyek dan anak kita anggap sebagai obyek semata. Dengan cara komunikasi demikian, memungkinkan anak akan lebih leluasa mengutarakan persoalan apa pun, tanpa ada beban mental yang dirasa berat, sebagaimana halnya kalau kita bertanya dengan gaya main perintah seperti yang pertama. Sehingga, kelanjutannya pun bakal kita rasakan benar, betapa komunikasi berlangsung secara lancar, indah, dan penuh makna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi komunikasi bagi orang tua dan anak adalah agar tidak terjadi kesalah pahaman antara orang tua dan anak serta dapat menjalin hubungan yang baik dan erat antara orang tua dan anak.
Malah umum yang timbul dalam komunikasi antara orang tua dan anak adalah Kurangnya perhatian orang tua kepada anak yang mengakibatkan anak akan mencari bentuk perhatian ke lingkungan lain, sehingga anak akan mengungkapkannya dengan perbuatan yang biasa disebut dkenakalan remaja.
Faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan antara komunikasi orang tua dengan anak adalah:
a) kurangnya Perhatian dan kasih sayang terhadap anak,
b) pemaksaan Kehendak Oleh orang tua kepada anak,
c) serta Kurangnya Komunikasi antara Orang tua dengan anak.
Solusi atau langkah-langkah yang di tempuh untuk menangani masalah komunikasi orang tua dengan anak adalah:
a) Menggunakan bahasa penerimaan dalam berkomunikasi,
b) Melakukan proses mendengar aktif,
c) Sering mengadakan dialog dan pembicaraan antara orang tua dan anak dengan rasa nyaman.
B. SaranDalam pembuatan makalah Komunikasi orang tua dengan Anak ini kami telah berusaha semaksimal mungkin. Kami yakin makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan. Apabila ada kesalahan baik kata maupun isi dalam makalah ini, kami harap pembaca memakluminya. Oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
[1] KOMPAS, Membangun Komunikasi Bijak Orangtua dan Anak,(Jakarta: Kompas media nusantara, 2007),4.
[2] Tarmizi.wordpress.com/interaksi dan komunikasi dalam keluarga.
[3] Ibid, tarmizi wordpress.com
[4] Kendariekspress.com
[5] Ibid, Kompas,membangun komunikasi..., hal 5
6 Homeschoolingberkemas.blogspot.com/kiat-kiat berkomunikasi dengan anak.
Kompas. 2007. Membangun Komunikasi Bijak Orang Tua Dan Anak. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Homeschoolingberkemas.blogspot.com/kiat-kiat berkomunikasi dengan anak.
Tarmizi.wordpress.com/interaksi dan komunikasi dalam keluarga
Kendariekspress.com
Selasa, 02 Juni 2009
Cara mensetting internet lewat Handphone di Komputer via Pulsa internet Indosat
Apaan tuh....
hehehehe...
Pasti semua udah tau tentang hal itu...
Apalagi akhir-akhir ini operator Indosat menjual Pulsa internet yang bernominal 5000 n bisa di pake 250 menit ato 4 jam 10 menit....
Waw cukup murah kan di banding ma warnet pada umumnya yang rata-rata 2500/jam ^_^
emang sih meski internetan via hp ga bgitu besar kecepatannya alias LOLA loading lambat di banding ma Internet pada umumnya, tapi low cuman buat nyari data alias buka-buka artikel sih cukup lah.... ^_^
oke kita mulai saja langsung langkah-langkahnya..
yang pertama, yang kita butukan yakni:
- HP yang berfungsi sebagai modem nya
- Komputer/Laptop/Notebook
- Penghubung HP ma Komputer/Laptop/Notebook (seperti bluetooth ato kabel data buat nyolokin HP ke komputer)
- Pulsa Internetnya jok lupa
langkah pertama koneksikan dulu hp ma Komputernya.
lo udah connect click start menu pada layar Desktop n cari yang namanya Control Panel\
pilih Network Connection\
pada menu pojok kiri atas pilih FILE n kluar new connection lalu next\
trus kluar new coonection Wizard Next lagi\pilih Connect to the Internet Next lagi\
pilih set up my connection manually next lagi\
pilih Connect using a dial-up modem Next lagi\
padaISP Name tuliskan Indosatgprs next lagi\
pada phone number ketik *99***1# atau *99*1# next lagi\
pada User Name ketik Indosat@durasi,
password and confirm password ketik juga Indosat@durasi,
next lagi and selesai dah, click Finish
and biar mudah sebelum itu contreng
add a shortcut to this connection to my desktop\n finish.....
deh tinggal baca
Alhamdulillah......^_^
tuk dial-up tinggal click shortcut yang ada di desktop...
low tetep masih g bs brarti ada kesalahan dalam langkah tadi ato aku ajah yang g bs jelasin...
hehehehe.........
pentingnya pendidikan orang tua terhadap anak
Baik itu pendidikan formal ataupun non formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Adapun pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan non formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.